Senin, 22 November 2010

Koloid

(Download langsung disini) Pemisahan dan Pembuatan Koloid A. Pemisahan Koloid 1. Elektroforesis Telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, elektroforesis merupakan peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda dalam suatu sistem sejenis elektrolisis. Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid. Jika koloid bergerak menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju elektroda negatif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif. Salah satu proses yang menggunakan sistem elektroforesis adalah proses membersihkan asap dalam suatu industri dengan menggunakan alat Cottrell. Penggunaan elektroforesis tidak hanya sebatas itu, melainkan meluas untuk memisahkan partikel yang termasuk dalam ukuran koloid, antara lain pemisahan protein yang mempunyai muatan yang berbeda. Contoh percobaan elektroforesis sederhana untuk menentukan jenis muatan dari koloid X diperlihatkan pada Gambar 1. Gambar 1. Rangkaian untuk elektrolisis 2. Dialisis Dialisis merupakan proses pemurnian suatu sistem koloid dari partikel-partikel bermuatan yang menempel pada permukaan Pada proses digunakan selaput Semipermeabel (Gambar 2). Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan laju transport partikel. Prinsip dialisis digunakan dalam alat cuci darah bagi penderita gagal ginjal, di mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator. Gambar 2. Prinsip dialysis 3. Penyaringan Ultra Penyaringan ultra digunakan untuk memisahkan koloid melewati membran. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan tekanan osmosis. B. Pembuatan Koloid 1. Kondensasi Merupakan cara kimia yang prinsip umumnya adalah: terjadinya kondensasi partikel molekular membentuk partikel koloid. Kondensasi partikel ------> koloid Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi: a) Reaksi Redoks 2H2S(g) + SO2(aq) ------> 3S(s) + 2H2O(l) b) Reaksi Hidrolisis FeCl3(aq) + 3 H2O(l) -----> Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq) c) Reaksi Substitusi/Agregasi Ionik 2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) -----> As2S3(s) + 6 H2O(l) d) Reaksi Penggaraman 2. Dispersi Dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun dengan cara kimia. Prinsip umum : Partikel Besar -----> Partikel Koloid Yang termasuk cara dispersi: a) Cara Mekanik Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan. b) Cara Busur Bredig Digunakan untuk membuat sol-sol logam dengan loncatan bunga listrik. Instrument Busur Bredig dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Busur Bredig c) Cara Peptisasi Cara peptisasi adalah pembutan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan pemeptisasi (pemecah). Contoh : i. Agar-agar dipeptisasi oleh air ; Karet oleh bensin. ii. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S, Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3. Ringkasan Sistem koloid sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Sistem koloid dapat digolongkan berdasarkan pada fase terdispersi dan medium pendisfersinya. Koloid mempunyai sifat-sifat seperti gerak Brown, efek Tyndal, adsorpsi, koagolasi. Koloid dapat dipisahkan dengan dialisis, elektroforesis dan penyaringan ultra. Koloid dapat dibuat dengan kondensasi dan dispersi. Latihan 1. Jelaskan definisi koloid? 2. Jelaskan perbedaan koloid, larutan dan suspensi? 3. Sebutkan macam-macam koloid. 4. Jelaskan sifat-sifat koloid. 5. jelaskan apa yang dimaksud dengan elektroforesis? 6. sebutkan aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari.