Jumat, 10 Februari 2012

Aliran Kimiawi Cinta, Prosesnya Tak Secepat Peribahasa “Dari Mata Turun ke Hati”

(Ditulis oleh Sinly Evan Putra pada 14-02-2006) Jika kita bertanya pada orang-orang dewasa ataupun yang telah uzur, sebuah pertanyaan yang menggelikan tetapi sangat menarik, "Kalau Anda ingin kembali ke masa muda, masa manakah yang akan Anda pilih?", kira-kira bagaimana jawaban mereka? Pastilah kebanyakan dari mereka akan langsung menjawab ingin kembali ke masa SMU dengan alasan yang beraneka ragam. Tetapi salah satu jawaban yang pasti adalah ketertarikan mereka pada lawan jenis dengan berjuta-juta jalan cerita yang tak kunjung usai untuk diceritakan. Mereka mengakui bahwa ketika bertatapan dengan kecengan atau pada saat berada di dekat dia atau waktu ngobrol sama dia, akan timbul perasaan yang tidak dimengerti (tidak biasanya terjadi), seperti perasaan canggung/kikuk, malu, salah tingkah, atau perasaan dag-dig-dug nggak karuan. Harus diakui kebanyakan dari mereka tidak berusaha sungguh-sungguh mencari jawabannya dan menganggap hal tersebut sesuatu yang biasa saja sebagaimana terpersonalisasinya pikiran bahwa jika berbicara masalah ilmiah maka akan terbersit bayangan bahwa ilmiah, sudah dari sononya memang sulit untuk dipahami. Terlepas dari hal tersebut merupakan kodrat manusia, artikel ini akan menjelaskan secara definitif dan sederhana tentang aliran kimiawi cinta. Sebelum turun ke hati, aliran cinta akan transit dulu di otak untuk melewati proses-proses kimiawi. Dan proses transit ini memerlukan beberapa tahapan sehingga aliran kimiawi cinta tidak sesederhana dan secepat peribahasa ‘dari mata turun ke hati’. Tahap 1: Terkesan Pada tahap ini, terjadi kontak antara dua orang melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan, berdekatan, berbicara atau yang lainnya. Tahap 2: Ketertarikan Pada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan tiga senyawa cinta, yaitu: Phenyletilamine (PEA), Dopamine dan Nenopinephrine. 1. Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilamina Senyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ; berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335 2. Dopamine Struktur Dopamine ada dua, yaitu: 1. Dopamine (3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau 3,4-dihidroksiphenentilamin) Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooC 2. Dopamine (3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau 3,4-dihidroksiphenetilamin) Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oC Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa ini juga yang mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung dalam coklat seperti Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain. Mungkin inilah sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka memberi coklat pada seseorang yang dicintainya. Tahap 3: Pengikatan Pada tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa Endropin. Senyawa inilah yang akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Otak akan memproduksi senyawa ini apabila orang yang kita kasihi berada di dekat kita. Tahap 4: Persekutuan Kimia (Tahap Terakhir) Pada tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh otak kecil mempunyai peranan dalam hal membuat rasa cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara keduanya. Jika orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka ada tanda-tanda yang dapat kita lihat antara lain: 1. Malu-malu jika orang yang dicintai memandanginya. 2. Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri. 3. Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya. 4. Segera menghampiri yang dicintai. 5. Mencintai apapun yang dicintai sang kekasih. 6. Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjungi orang yang dicintai. 7. Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut. 8. Cemburu kepada orang yang dicintai. 9. Rela berkorban untuk orang yang dicintai. 10. Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang dicintai. 11. Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai. 12. Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan membuatnya marah. 13. Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai. Demikian tahapan-tahapan aliran kimiawi cinta, tetapi janganlah kita terpersepsikan bahwa jika kata ‘cinta’ akan selalu berhubungan dengan pacaran. Sebab jika kita berbicara masalah cinta, sebenarnya bukan hanya untuk lawan jenis, tetapi perasaan cinta seseorang kepada suami/istrinya, anak, teman, adik, serta saudara yang lain. Dan terlepas dari pembagian porsinya yang berbeda-beda, haruslah diingat bahwa segala sesuatu tersebut adalah karunia dari Sang Pencipta yakni Allah SWT sehingga wajar porsi paling besar haruslah kita berikan kepada Allah SWT. Dan semoga kita adalah orang-orang yang bukan termasuk orang-orang yang menyalahkan arti/makna cinta tersebut. (dari pelbagai sumber)

Senin, 23 Januari 2012

ANALISIS BOD & COD

ANALISIS BOD (BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND) & COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) 1. Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel. Pengambilan sampel air dilakukan di 3 lokasi, yaitu daerah hulu, tengah dan hilir. Masing-masing lokasi diambil pada titik kedalaman air berdasarkan besarnya debit air sungai (Standar Nasional Indonesia Bidang Kualitas Air, 1990). Debit sungai diukur dengan menggunakan alat Current Meter. Jika debit air <150 m3/detik maka sampel air diambil 0,5 x kedalaman sungai, tetapi jika debit air ≥ 150 m3/detik maka sampel air dapat diambil pada 0,2 x kedalaman sungai diukur dari permukaan sungai (Siradz, 2008). 2. Prosedur Pengambilan Sampel Menurut Alfiah (2009), pengambilan sampel air harus dilakukan dengan memperhatikan prosedur sebagai berikut:  Cuci wadah dengan air yang akan diambil  Isi penuh wadah dengan air (mencegah terperangkapnya oksigen)  Pada air mengalir, ambil sampel dari arah hulu  Pada keran/ katup/ valve, biarkan air mengalir selama 1 menit, baru sampel diambil. 3. Pengambilan dan Penyimpanan Sampel Analisis BOD dan COD Sampel diambil dengan menggunakan water sampler yang terbuat dari bahan gelas atau logam. Water sampler dimasukkan ke dalam air sungai secara vertikal. Setelah semua water sampler berada di dalam air, tutup water sampler dengan messenger, dan angkat ke atas (Gambar 3.1). Gambar 3.1 Pengambilan sampel air Botol BOD diisi dengan contoh air melalui selang plastik atau karet dimana pengisian botol BOD dibiarkan sampai meluap. Diangkat selang pelan-pelan dimana air tetap mengalir dan ditutup botol BOD pelan-pelan. Botol BOD segera dimasukkan ke dalam air es dengan suhu maksimal 4oC dan dihindarkan dari cahaya matahari. Setelah sampai ke laboratorium, air contoh segera dimasukkan ke dalam freezer. 4. Cara Analisa / Metode Analisis COD dan BOD pada Limbah Cair a) BOD (Biochemical Oxygen Demand) Biochemical Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, apabila suatu badan air dicemari oleh zat oragnik, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan dapat menimbulkan bau busuk pada air tersebut. Beberapa zat organik maupun anorganik dapat bersifat racun misalnya sianida, tembaga, dan sebagainya, sehingga harus dikurangi sampai batas yang diinginkan. Berkurangnya oksigen selama biooksidasi ini sebenarnya selain digunakan untuk oksidasi bahan organik, juga digunakan dalam proses sintesa sel serta oksidasi sel dari mikroorganisme. Oleh karena itu uji BOD ini tidak dapat digunakan untuk mengukur jumlah bahan-bahan organik yang sebenarnya terdapat di dalam air, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah konsumsi oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi bahan organic tersebut. Semakin banyak oksigen yang dikonsumsi, maka semakin banyak pula kandungan bahan-bahan organik di dalamnya. Oksigen yang dikonsumsi dalam uji BOD ini dapat diketahui dengan menginkubasikan contoh air pada suhu 200C selama lima hari. Untuk memecahkan bahan-bahan organik tersebut secara sempurna pada suhu 20 0C sebenarnya dibutuhkan waktu lebih dari 20 hari, tetapi untuk prasktisnya diambil waktu lima hari sebagai standar. Inkubasi selama lima hari tersebut hanya dapat mengukur kira-kira 68 persen dari total BOD. Terdapat pembatasan BOD yang penting sebagai petunjuk dari pencemaran organik. Apabila ion logam yang beracun terdapat dalam sampel maka aktivitas bakteri akan terhambat sehingga nilai BOD menjadi lebih rendah dari yang semestinya (Mahida, 1981). Pada Tabel di bawah. dapat dilihat waktu yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik di dalam air. Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali iodida azida, adalah penetapan BOD yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol tertutup rapat, diinkubasi selama 5 hari pada temperatur kamar, dalam metode Winkler digunakan larutan pengencer MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat. Kemudian dilanjutkan dengan metode Alkali iodida azida yaitu dengan cara titrasi, dalam penetapan kadar oksigen terlarut digunakan pereaksi MnSO4, H2SO4, dan alkali iodida azida. Sampel dititrasi dengan natrium thiosulfat memakai indikator amilum (Alaerts dan Santika, 1984). Waktu yang dibutuhkan untuk mengoksdasi bahan–bahan organic pada suhu 200C. b) COD (Chemical Oxygen Demand) COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidanya adalah K2Cr2O7 atau KMnO4. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. Sebagian besar zat organik melalui tes COD ini dioksidasi oleh K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih optimum, Perak sulfat (Ag2SO4) ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi. Sedangkan merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang pada umumnya ada di dalam air buangan. Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluks. K2Cr2O7 yang tersisa menentukan berapa besar oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium sulfat (FAS). Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut. Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organik yang dioksidasi oleh K2Cr2O7. 5. Cara Perhitungan COD dan BOD a. Menghitung BOD b. Menghitung COD Menghitung penurunan BOD dan COD limbah setelah selesai perlakuan 6. Daftar Pustaka Siradz, S.A., dkk. 2008. Kualitas Air Sungai Code, Winongo dan Gajahwong Daerah Istimewa Yoyakarta. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 8, No. 2 (2008) p: 121-125. Alfiah, T. 2009. Sampling Air. http://tatyalfiah.files.wordpress.com; diakses pada tanggal 14 Januari 2012. Moeljadie, 2011. Cara Analisa / Metode Analisis COD dan BOD pada Limbah Cair. http://moeljadie.blogspot.com/2011/04/cara-analisa-metode-analisis-cod-dan.html; diakses pada tanggal 14 Januari 2012.

Rabu, 08 Desember 2010

Perawatan Mata

Tahukah anda, pengguna komputer tidak mengedipkan mata sesering mata normal. Akibatnya mata anda akan mengalami iritasi seperti menjadi kering, berair, pandangan kabur dan sebagainya. Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, ada beberapa langkah yang harus anda lakukan. Gunakan obat tetes mata. Tetapi sebelumnya sebaiknya anda ikuti petunjuk yang tertera pada obat tersebut atau konsultasikan dengan dokter mata. Bila anda duduk di dekat AC atau kipas angin sebaiknya coba kurangi aliran udara yang melewati mata. Bila memungkinkan sebaiknya anda hindari tempat yang mempunyai kelembaban rendah atau banyak asap. Konsentrasikan mata untuk mengedip kapan saja anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan tadi. Saat anda mengalami gejala-gejala di atas sebaiknya putar-putarkan mata di balik mata yang tertutup. Lalu pejamkan mata erat-erat dan pegang dengan telapak tangan dan hitung hingga 10 detik. Jika mata anda lelah akibat terlalu lama bekerja di depan komputer sebaiknya anda uapi mata dengan ramuan sendiri. Ambil wadah yang agak lebar lalu masukkan beberapa lembar daun sirih lalu siram dengan air panas. Tundukkan wajah tepat di atas wadah tersebut. Telah terbukti uap air sirih dapat menyembuhkan pedih dan gatal pada mata. Selamat mencoba.